Business

Siti khomsiyah Ikuti Pelatihan kerajinan Bambu ke Rajapolah Tasikmalaya

×

Siti khomsiyah Ikuti Pelatihan kerajinan Bambu ke Rajapolah Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini

Info post Lampung com – GADINGREJO |Kabupaten Pringsewu 12/09/2024 . Siti Khomsiyah adalah pengrajin bambu multitalen warga Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu.

Ibu tiga anak ini mengenal ayaman bambu semenjak masih kecil. Dimana, kedua orangtuanya dulunya merupakan pengayam dan pengrajin bambu.

Berkat keterampilan yang dimiliki, Ibu Siti panggilan akrab sehari-harinya pernah diutus ke Rajapolah, Tasikmalaya guna mengikuti pendidikan dan pelatihan anyaman bambu.

“Di tahun 2002 lalu. Saya bersama temen diberangkatkan kesana (Tasikmalaya) untuk belajar aneka kreasi ayaman. Termasuk ada juga perwakilan dari Bandar Lampung dan Lampung Barat waktu itu yang diutus mengikuti pendidikan”, ungkap Ibu Siti setengah bercerita kepada wartawan Lampung Raya, Minggu (15/09/2024).

Ibu Siti mengaku, keterampilan mengayam bambu yang dimiliki merupakan warisan dari orangtuanya.

“Bikin apa aja mas, insya Allah bisa. Tinggal pesannya minta yang model seperti apa”, ucap Ibu Siti yang sudah menghasilkan sedikitnya 25 produk kreasi ayaman berbahan dasar bambu.

 

 

 

Menurut Ibu Siti, mayoritas kaum ibu-ibu di Pekon Tulung Agung adalah pengayam bambu. Namun kata dia, keterampilan yang mereka miliki hanya terbatas pada ayaman saja dan produk bambu secara umum.

“Seperti membuat tampah, irik, tompo dan kipas bambu, umumnya ibu-ibu disini bisa. Tetapi, untuk yang sifatnya kreasi seperti vas bunga bambu, wadah sampah bambu, asbak bambu, gelas bambu, tempat koran bambu dan sebagainya, mereka tidak bisa”, tutur Ibu Siti.

Menurut Ibu Siti, pemasaran kerajinan bambu selama ini sangat terbatas dan peluang pasarnya juga belum cukup terbuka. Berbeda sebut Ibu Siti dengan ayaman bambu seperti tampah, irik, tompo, kurungan ayam yang memang sudah menjadi kebutuhan umum masyarakat dan rumah tangga.

“Pemasarannya mas, buangnya yang susah. Saya membuat wadah sampah bambu atau vas bunga bambu misalnya, itu peminat dan pembelinya belum jelas. Beda dengan ayaman bambu lainnya yang sudah memiliki pasar tersendiri”, ungkapnya.

Siti mengaku, dirinya sudah cukup lama memendam mimpi ingin bisa miliki depot “galeri” untuk memajang produk kerajinan bambu yang dibuat dan hasilkan.

“Pengen banget mas, bisa punya depot sendiri. Jadi, produk kerajinan bambu yang saya buat bisa di pajang sebagai contoh dan promosikan. Sebab ini salah satu cara untuk bisa memasarkan produk kreasi kerajinan bambu kepada masyarakat”, imbuhnya. (Zaenal.A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *